Klinik Assyarif
Pengobatan Spiritual Alternatif
Minggu, 01 Februari 2015
Pondok Rawat Jasmani & Rohani: 12 Kiat Ngalap Berkah:
Pondok Rawat Jasmani & Rohani: 12 Kiat Ngalap Berkah:: Pendahuluan Segala puji hanya milik Allah Ta'ala , Dzat yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada kita semua. Shalawat dan...
Minggu, 16 Februari 2014
Rintangan Menuju Allah
Setiap orang yang beriman pasti merindukan perjumpaan dengan Allah.
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”
Apakah bisa dicapai, atau hanya dapat keindahannya..?
Setiap orang yang menuju pada Allah dan bersungguh-sungguh membenahi diri, baik secara lahir maupun batin disebut “salikin”. Salikin wajib memelihara diri dari segala maksiat lahir dan batin. Disamping juga harus melepaskan diri dari keterikatan pada sesuatu yang akan membatalkan ritual suluknya (perjalanan menuju pada Allah). Dan ia juga harus menghindar dari perkara yang akan mengakibatkan dirinya terbengkalai sampai kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Yang membatalkan
Adapun perkara yang membatalkan suluk sangat banyak, diantaranya:
Kasal, segan mengerjakan ibadah kendatipun mampu dan kuasa untuk mengerjakannya. Abu Zarr berkata: “Barangsiapa berperangai dengan kasal maka tak akan memperoleh kebahagiaan di dalam dunia maupun akhirat.”
Futuur, lemah mendirikan ibadah. Penyebab kelemahannya, karena hati selalu bimbang dengan berbagai persoalan hidup.
Malal, penjemu atau pembosan dalam melaksanakan ibadah, padahal belum berhasil mencapai suatu yang diharap atau dituju. Bosan dan jemu karena merasa monoton melakukan ibadah secara berulang-ulang.
Penyebab munculnya sifat-sifat yang membatalkan suluk seorang salikin, karena kurang iman, lemah keyakinan, buta mata hati dan selalu menuruti rayuan hawa nafsu dunia yang menggairahkan.
Yang menghalangi
Ada banyak perkara yang menghalangi atau bahkan menghentikan seorang salikin untuk sampai kepada Allah SWT, antara lain:
Syirik Khofi (syirik yang tersembunyi) akan terjadi pada diri seseorang. Jika seseorang menganggap dan memandang perbuatan yang muncul (terbit) dari makhluk, kemudian disandarkan (dikembalikan) semata-mata hanya pada makhluk dan tidak dikembalikan kepada Allah. Seseorang tidak akan syirik, bila memahami semua perbuatan yang dilakukan setiap makhluk, pada hakikatnya dari Allah dan dikembalikan pula kepada Allah. Makhluk itu hanya sebatas alat untuk menyatakan perbuatan Allah. Kendatipun wajib menyadari, “Allah tidak butuh alat untuk menyatakan sesuatu apapun”. Maha Suci Allah dari persangkaan kebanyakan orang awam.
Riya’ (berharap pada selain Allah). Persoalannya, suka dan acap kali memperlihatkan ibadahnya kepada orang lain, atau mengharapkan sesuatu selain Allah dalam ibadahnya, walau syurga sekalipun yang diharapnya.
Sum’ah (kemasyhuran). Artinya, suka memproklamirkan diri pada khalayak seolah-olah ia telah melaksanakan berbagai macam ibadah dengan ikhlas. Maksud dan tujuannya, agar semua orang mengenal dirinya sebagai orang yang shaleh, juga tak lepas dari keinginan supaya dimuliakan dan diagungkan.
‘Ujub (membesarkan diri). Yakni sikap membesar-besarkan dan berlomba memperbanyak ibadah. Namun tujuan yang sebenarnya bukan keluar dari kedalaman hatinya, tetapi lebih cenderung mencuat dari rasa kagum dan terpesona yang berlebihan pada diri sendiri. Sikap semacam ini yang menyebabkan seseorang tidak mampu melihat anugerah yang Allah turunkan pada dirinya.
Saqata Awwaluhu Wuquufun Ma’al Ibadah (amalnya jatuh dan terhenti bersama ibadah). Maksudnya, dalam melihat nikmat dan anugerah Allah terdindingi oleh amal ibadahnya. Seseorang terkadang dalam mengerjakan amal ibadah acap kali merasa mendapat ridho Allah, padahal ia tidak melihat dan merasakan apapun tentang nikmat dan ridho Allah itu.
Hajbun (hijab atau tirai). Maksudnya, setiap amal ibadah yang dilakukan dengan penuh kesungguhan itu akan mengeluarkan cahaya, perhiasan dan keindahannya. Semisal “Aura positif” (ma’unah, karomah atau mu’jizat). Ma’unah, dirasakan bagi kebanyakan orang yang beriman (salikin pemula). Karomah, dinikmati oleh para arifin billah (orang yang mengenal Allah). Adapun Mu’jizat, khusus ada dikalangan para Nabi dan Rasulullah. Tidak sedikit para salikin yang merasakan ma’unah hingga lupa tujuannya dan berhenti hanya sampai di keindahan ”aura ibadah”.
Cara Mengatasinya
Pada dasarnya, semua yang menghalangi dan membatalkan seorang salikin sampai pada Allah, dapat diatasi. Caranya, dengan memandang dan menyaksikan (syuhud) bahwa semua perbuatan yang muncul dari makhluk, wajib dikembalikan kepada Allah semata.
Senin, 06 Januari 2014
Jual Lintah Rp.2500 / ekor, besar,sedang dan kecil
[HIRUDO MEDICINALIS]
PIN BB 741C3DA9
khusus bagi yang menghubungi dengan pin ini akan dikasih harga yang sangat bagus Yaitu Rp. 2500/ekor min 100 ekor, gratis biaya kirim dan garansi,jika barang tdk sampai ke tujuan.
kode " LINTAH 2500 " kirim ke no pin tersebut di atas.
Kami petani lintah, menawarkan kerjasama berupa suplai
lintah untuk kebutuhan terapi, medis, kosmetika ataupun kebutuhan lain terkait.
Insya Allah
Keuntungan yang akan Anda peroleh:
* Dapat lebih mengembangkan usaha
* Kontinuitas layanan terjaga
* Layanan terapi/medis lebih fokus dan efisien
* Suplai lintah sepanjang tahun (365 hari/tahun)
* Harga yang murah
* Bebas ongkos kirim untuk area Jakarta dan Depok,tangerang dan bekasi untuk pemesanan minimal order 100 ekor
* Dikirim dalam toples yang memudahkan penyimpanan
* Dapat lebih mengembangkan usaha
* Kontinuitas layanan terjaga
* Layanan terapi/medis lebih fokus dan efisien
* Suplai lintah sepanjang tahun (365 hari/tahun)
* Harga yang murah
* Bebas ongkos kirim untuk area Jakarta dan Depok,tangerang dan bekasi untuk pemesanan minimal order 100 ekor
* Dikirim dalam toples yang memudahkan penyimpanan
Kami sanggup
mensuplai dalam jumlah yang anda inginkan
jenis yang kami sediakan berupa lintah rawa dan lintah Kerbau (lintah hijau atau cokelat).
jenis yang kami sediakan berupa lintah rawa dan lintah Kerbau (lintah hijau atau cokelat).
Kami melayani
pengiriman untuk area Jakarta dan sekitarnya serta siap antar keluar kota
dengan harga yang bagus
Adapun harga yang kami tawarkan adalah sbb:
Lintah Sedang (ukuran rokok mild) cocok buat terapi: Rp. 3000 /ekor
Adapun harga yang kami tawarkan adalah sbb:
Lintah Sedang (ukuran rokok mild) cocok buat terapi: Rp. 3000 /ekor
Lintah indukan
Rp. 5000 /ekor , khusus buat bikin minyak lintah atau buat ternak sendiri
Mudah2an, kita
dapat mensinergikan kekuatan bersama demi makin sukses dan berkembangnya usaha
Anda.
TERAPI LINTAH, Manfaat serta efeknya
Lintah adalah hewan dari kelompok filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga merupakan hermaprodit. Lintah jenis Hirudo medicinalis yang berasal dari Eropa telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Kini pengobatan modern mulai melirik terapi pengobatan dengan mempergunakan lintah. Meski binatang penghisap darah ini sering dibenci orang, akan tetapi air liurnya sangat bermanfaat. Karena banyak terkandung antikoagulan (anti pembekuan darah). Juga zat-zat lain seperti : penisilin, anti radang dan anestesi/bius.
Terapi alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) telah digunakan sejak abad ke 18, namun sejak berkembangnya dunia medis kedokteran di abad 19, perlahan terapi lintah mulai dilupakan orang.
Terapi ini kembali digunakan pada awal 1990 dimana dalam sebuah riset medis dengan terapi lintah berhasil membuktikan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan tumor tanpa kemoterapi dan pembedahan.
Riset yang dilakukan di Eropa juga membuktikan bahwa terapi lintah yang dilakukan dengan pengobatan medis (obat-obatan) atau Herbal dapat meningkatkan efektifitas obat.
Hingga saat ini tidak ditemukan adanya efek samping sebagai akibat terapi hirudo medicinalis.
Terapi lintah dapat menstabilkan kadar hormon serotonin / melancarkan peredaran darah dan oksigen pada jaringan saraf halus di kepala. Termasuk menormalkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak. Terbukti !!! Sudah banyak orang sembuh setelah memanfaatkan sedot lintah (Hirudo medicinalis). Sehingga terapi ini menjadi ‘trend’ serta naik daun.
Di berbagai rumah sakit dan tempat praktik dokter di Jerman banyak ditemukan terapi lintah untuk penyembuhan. Bahkan setiap tahun di sana sekitar 250.000 ekor lintah digunakan untuk mengatasi pendarahan. Selain itu lintah juga dimanfaatkan dalam operasi plastik.
Metode penyembuhan dengan lintah merupakan cara yang tersisa dari abad pertengahan yang lampau. Pada masa itu pasien yang mengalami masalah pada sendi lutut akan merasa lebih baik setelah menempelkan lintah pada lukanya selama beberapa minggu.
Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Bahkan pasien yang menderita Osteatritis pun bisa menggunakan lintah untuk mengobatinya. Penelitian yang dipimpin Dr Gustav Dobos di klinik Essen-Mitte, Jerman melakukan percobaan terhadap 10 pasien dengan rata-rata usia 68 tahun. Kebanyakan pasiennya menderita sakit lutut selama enam tahun terus menerus.
Para dokter meletakkan empat ekor lintah di daerah lutut yang sakit dan dibiarkan selama 1 jam 20 menit.
Rasa sakit diukur tiga hari sebelum perawatan dilakukan dan 28 hari setelah selesainya perawatan. Pengaruh dari perawatan ini bisa diketahui setelah 24 jam kemudian, tetapi bisa dipastikan hasilnya setelah empat minggu. Dalam laporannya, para pasien mengaku rasa sakit mereka berkurang akibat dari gigitan lintah tersebut. Dan hebatnya, tidak ada efek samping yang ditimbulkannya, misalnya infeksi atau apa pun.
Sementara pasien lain yang diberi perawatan secara konvensional (medis) tidak merasakan adanya perbedaan, merasa tidak berkurang rasa sakitnya. Menulis di jurnal Annals of the Rheumatic Diseases, Dobos menyatakan: “Kami nyatakan bahwa hasil dari penelitian ini sangat luar biasa. Perawatan dengan lintah menghilangkan rasa sakit secara signifikan setelah tiga hari dan meningkat empat minggu kemudian”.
Lintah pun digunakan sebagai salah satu penyembuh serba guna. Hewan ini bisa dimanfaatkan oleh penderita skizofrenia maupun depresi, juga untuk merangsang mata, mengempiskan lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta pendarahan.
Lintah telah diakui sebagai penolong manusia. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang berbentuk setengah gergaji, dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit, lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml s/d kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang – kurangnya berisi 15 unsur. Antara lain yaitu zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin.
Lintah mengeluarkan semacam liur (zat hirudin) yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh. Kemudian sirkulasi darah menjadi lancar. Sehingga tubuh terasa bugar.
Banyak juga ibu rumah tangga dan gadis remaja menggunakan sedot lintah untuk terapi kecantikan. Terutama untuk menyembuhkan jerawat, flek hitam, kerut wajah. Sehingga kulit wajah menjadi bersih dan tetap kencang.
“Darah merupakan sumber energi manusia untuk hidup, bilamana darah rusak, maka berkuranglah energi serta daya tahan tubuhnya”Kelemahan Terapi Lintah :
Efek Samping Terapi Lintah
Label:
cacing tanah,
Gudang lintah,
hirudo medicinalis,
invertebrata,
islam,
kelemahan terapi lintah,
lintah,
lintah adalah,
penelitian terapi lintah,
siput,
Terapi lintah
Lokasi:jakarta
Indonesia
Kamis, 02 Januari 2014
Massage Therapy: Layanan Massage therapy
Massage Therapy: Layanan Massage therapy: Layanan Pijat Refleksi Rp. 60.000 Pijat Tradisional Rp. 100.000,- / 1 jam Pijat Turun Berok Rp.100.000,- ...
Kamis, 11 April 2013
Apakah Manusia Bisa Melihat Jin…..?
Jika yang dimaksud melihat Jin dalam arti melihat dengan mata kepala maka manusia tidak dapat melakukannya, Allah Ta’ala menegaskan hal tersebut dengan firman-Nya:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. QS:7/27.
Demikian pula yang dinyatakan Ibnu Abbad r.s dalam sebuah hadis Nabi s.a.w. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. berkata:
مَا قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْجِنِّ وَمَا رَآهُمُ
Yang artinya: Rasulullah saw tidak membacakan al-Quran kepada jin dan tidak pula melihat mereka.
Kisahnya sebagai berikut: Suatu saat ketika baginda Nabi saw. dalam perjalanan bersama para Sahabat ra. menuju pasar Ukaz, tepat pada saat itu, antara syaitan jin dan berita dari langit sedang dihalangi dan mereka dilempari dengan panah berapi. Maka merekapun kembali kepada kaum mereka, dan mereka berkata : Antara kami dan berita dari langit telah dihalangi dan kami dilempari dengan panah berapi. Kaum mereka berkata : pasti telah terjadi sesuatu yang luar biasa di muka bumi, coba pergilah menyebar ke bumi, baik di sebelah timur maupun baratnya, carilah apa menjadi penyebabnya, sehingga antara kita dan berita dari langit menjadi terhalang. Mereka pun pergi ke bumi di sebelah timur dan baratnya. Dan diantara mereka ada yang menuju arah Tihamah yaitu mengikuti arah perjalanan Nabi saw. bersama para sahabat ra. Saat itu Baginda Nabi saw sedang berada di bawah pohon kurma dalam perjalanan menuju ke pasar Ukaz dan Baginda Nabi saw. sedang melaksanakan sholat Subuh bersama para Sahabat. Ketika mereka (sekelompok jin) itu mendengarkan al-Quran dibaca, mereka memerhatikannya dan berkata : Inilah yang menjadikan kita terhalang dengan berita dari langit. Maka merekapun kembali kepada kaum mereka lalu berkata: Wahai kaumku :
( إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا )
Yang artinya: Sesungguhnya aku telah mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat menunjukkan kita kepada kebenaran, maka aku beriman kepadanya dan tidak akan menyekutukan Tuhanku dengan siapapun. Maka Allah SWT. menurunkan kepada nabi-Nya Muhammad saw dengan firman-Nya:
( قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ )
Yang artinya: Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya sekumpulan jin telah mendengar bacaan al-Quran
1. Riwayat Bukhori di dalam Kitab Azan Hadits Nomor 731
2. Riwayat Muslim di dalam Kitab Sholat Hadits Nomor 681
3. Riwayat Tirmidzi di Dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an Hadits Nomor 3245-3247.
2. Riwayat Muslim di dalam Kitab Sholat Hadits Nomor 681
3. Riwayat Tirmidzi di Dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an Hadits Nomor 3245-3247.
Jika yang dimaksud melihat jin dalam arti mengenali, maka untuk hal tersebut orang tidak harus menggunakan mata kepala. Orang bisa mengenali suatu benda dengan indera yang dimiliki, dengan penciuman atau pendengaran, asal dengan itu orang tersebut dapat mengenali sesuatu maka boleh dikatakan ‘rukya’ atau melihat. Semisal orang buta mampu mengenali uang kertas, padahal dia tidak pernah melihat uang itu dengan matanya. Dengan mencium orang dapat mengenali kwalitas tembakau, dan dengan mendengar orang dapat mengenali seseorang melalui suaranya. Orang bisa mengenali suara, tetapi suara itu tidak dapat dilihat dengan mata kepala melainkan didengarkan dengan indera pendengaran. Meski hanya dengan pendengaran, ketika seseorang dapat mengenali suatu benda, maka orang itu berarti mengenali benda tersebut.
Seperti orang makan salak secara terus-menerus sehingga menjadi tahu dengan persis bahwa salak yang dimakan itu salah pondoh, orang tersebut berarti orang yang kenal salak pondoh. Bahkan semakin ahli, semakin itu pula dia dapat mengetahui dengan tepat terhadap segala jenis-jenis salak secara spesifik. Melihat jin itu tidak harus dengan mata kepala, yang pasti jin itu ada, jin melihat manusia tetapi manusia tidak dapat melihat jin. Kehidupan jin itu dekat dengah kehidupan manusia, hanya saja manusia tidak dapat merasakannya. Demikianlah yang dinyatakan Allah dengan firman-Nya.
Oleh karena alam jin adalah alam yang ghaib bagi indera lahir manusia, untuk mengenalinya, maka dengan indera yang lahir itu seorang hamba wajib mengimani apa-apa yang disampaikan oleh Allah Ta’ala dengan wahyu-Nya. Ketika alam jin dinyatakan Allah Ta’ala dengan firman-Nya, maka kewajiban manusia harus mengimaninya, selanjutnya, dengan kemampuan imaginasi yang ada manusia harus bersungguh-sungguh mengadakan penelitian dengan cara yang benar, hasilnya, dengan ilmu Allah dan izin-Nya manusia akan dibukakan penutup matanya sehingga mereka mendapatkan sesuai yang diharapkan. Ketika Allah SWT. berfirman:
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا- الفرقان:25/53
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. QS:25/53.
Maka manusia harus mengimani firman Allah Ta’ala itu, karena hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui keadaan makhluk-Nya. Menurut ayat diatas, alam manusia bagaikan samudera dan alam jin juga bagaikan samudera, namun antara keduanya dibatasi oleh barzah atau ruang waktu dan dinding-dinding yang membatasi. Maksudnya, alam manusia adalah suatu dimensi dan alam jin juga merupakan suatu dimensi, namun masing-masing dimensi itu dibatasi oleh dimensi lain pula. Seperti alam mimpi adalah dimensi dan alam jaga juga merupakan dimensi, namun masing-masing tersebut dibatasi oleh dimensi yang lain yaitu alam tidur. Alam tidur dikatakan sebagai pembatas antara alam sadar dengan alam mimpi, karena tidak semua orang tidur pasti bermimpi, hal ini membuktikan bahwa alam tidur berbeda dengan alam mimpi.
Lokasi:jakarta
Jakarta, Indonesia
Rabu, 10 April 2013
Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Gangguan Jin
Karya: MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI
Diantara jenis penyakit pada tubuh manusia yang diakibatkan gangguan jin
ada yang disebut penyakit ‘Ain (atau penyakit yang diakibatkan pandangan mata
orang jahat dan hasud). Rasulullah SAW. mengabarkan di dalam hadisnya:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah SAW. berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Penyakit
‘Ain; Penyakit akibat pandangan mata adalah benar . HR Bukhori Dan Muslim.
Diriwayatkan dari Aisyah berkata: Rasulullah SAW. pernah menyuruhnya supaya
membaca jampi (ruqyah) untuk mengelak dari penyakit ‘Ain . HR Bukhori dan
Muslim.
Penyakit ‘Ain adalah jenis penyakit dimensi jin yang timbul akibat sorot mata
orang yang hasud dan benci kepada orang lain. Dengan media sorot mata kebencian
itu jin menyusupkan tehnologinya kepada orang yang dipandang sehingga orang
tersebut menjadi sakit.
Bentuk fisik penyakit ini berbentuk “angin dimensi jin” yang dimasukkan jin ke
dalam tubuh manusia. Jika angin jin itu terlanjur masuk, maka orang yang
terkena akan merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Sumber sakit itu tidak tentu arahnya
dan kadang-kadang berpindah tempat. Ketika orang yang sakit itu berobat secara
medis, dokter tidak menemukan tanda-tanda penyakitnya. Khusus bagi kaum hawa,
biasanya pusat rasa sakit tersebut ada di rahim dan payudara. Jika sumber
penyakit tersebut tidak segera terobati, maka dari sebab penyakit dimensi jin
itu bisa jadi akan timbul penyakit kanker dan tomor.
Yang lebih berbahaya lagi, dengan gejala sakit seperti itu, melalui para dukun
dan para tukang ramal, setan jin mengembangkan fitnah kepada manusia. Penyakit
tersebut dikatakan santet atau sihir. Oleh karena itu, penyakit ini menjadi
sangat berbahaya dalam beberapa hal. Pertama, kualitas penyakit itu akan
mengikuti kualitas kejahatan orang yang melihat. Dua, sangat rentan menimbulkan
fitnah, karena penyakit itu sangat berkaitan erat dengan urusan orang yang
melemparkan pandangan kepada orang yang sakit. Hal itu bisa terjadi, karena
ketika dukun yang menangani orang sakit itu melihat dengan kekuatan hayalnya,
maka yang tampak dalam bayangan hayal itu adalah orang yang melempar pandang
kepada orang yang sakit itu. Dalam keadaan seperti itu, dukun tersebut
menyimpulkan bahwa yang menyantet si pasien itu adalah orang yang bayangannya
tampak di dalam penglihatan hayal tersebut. Ini juga merupakan tipudaya jin.
Dengan tipudaya seperti itu, maka terjadilah sumber fitnah diantara manusia.
PENYAKIT MANUSIA YANG DITIMBULKAN AKIBAT GANGGUAN MAKHLUK JIN
· PENYAKIT PADA TUBUH MANUSIA
· PENYAKIT PADA KESADARAN MANUSIA
· PENYAKIT DALAM HATI MANUSIA
· SUMBER SEGALA PENYAKIT HATI
· APAKAH MANUSIA DAPAT MELIHAT JIN?
· PENYAKIT PADA TUBUH MANUSIA
· PENYAKIT PADA KESADARAN MANUSIA
· PENYAKIT DALAM HATI MANUSIA
· SUMBER SEGALA PENYAKIT HATI
· APAKAH MANUSIA DAPAT MELIHAT JIN?
LIMA TAHAP YANG HARUS DILEWATI JIN UNTUK MENGUASAI KESADARAN MANUSIA
· TAHAP PERTAMA : Sunnah Yang Terfasilitasi
· TAHAP KEDUA : Dengan Suara Yang Ditusukkan Dalam Wilayah Kesadaran
· TAHAP KETIGA : Ditarik Masuk Ke Dalam Dimensi Alam Jin
· TAHAP KEEMPAT : Jin Bersekutu Dengan Manusia Dalam Urusan Harta Dan Anak
· Sejak Kapan Jin Bersekutu Dengan Manusia Di Dalam Urusan Keturunan…?
·
· TAHAP PERTAMA : Sunnah Yang Terfasilitasi
· TAHAP KEDUA : Dengan Suara Yang Ditusukkan Dalam Wilayah Kesadaran
· TAHAP KETIGA : Ditarik Masuk Ke Dalam Dimensi Alam Jin
· TAHAP KEEMPAT : Jin Bersekutu Dengan Manusia Dalam Urusan Harta Dan Anak
· Sejak Kapan Jin Bersekutu Dengan Manusia Di Dalam Urusan Keturunan…?
·
Apakah Manusia Bisa Melihat Jin…..?
Jika yang dimaksud melihat Jin dalam
arti melihat dengan mata kepala maka manusia tidak dapat melakukannya, Allah
Ta’ala menegaskan hal tersebut dengan firman-Nya:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat
yang kamu tidak bisa melihat mereka. QS:7/27.
Demikian pula yang dinyatakan Ibnu Abbad
r.s dalam sebuah hadis Nabi s.a.w. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. berkata:
مَا قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْجِنِّ وَمَا رَآهُمُ
Yang artinya: Rasulullah saw tidak membacakan al-Quran kepada jin dan tidak
pula melihat mereka.
Kisahnya sebagai berikut: Suatu saat
ketika baginda Nabi saw. dalam perjalanan bersama para Sahabat ra. menuju pasar
Ukaz, tepat pada saat itu, antara syaitan jin dan berita dari langit sedang
dihalangi dan mereka dilempari dengan panah berapi. Maka merekapun kembali
kepada kaum mereka, dan mereka berkata : Antara kami dan berita dari langit
telah dihalangi dan kami dilempari dengan panah berapi. Kaum mereka berkata :
pasti telah terjadi sesuatu yang luar biasa di muka bumi, coba pergilah
menyebar ke bumi, baik di sebelah timur maupun baratnya, carilah apa menjadi
penyebabnya, sehingga antara kita dan berita dari langit menjadi terhalang.
Mereka pun pergi ke bumi di sebelah timur dan baratnya. Dan diantara mereka ada
yang menuju arah Tihamah yaitu mengikuti arah perjalanan Nabi saw. bersama para
sahabat ra. Saat itu Baginda Nabi saw sedang berada di bawah pohon kurma dalam
perjalanan menuju ke pasar Ukaz dan Baginda Nabi saw. sedang melaksanakan
sholat Subuh bersama para Sahabat. Ketika mereka (sekelompok jin) itu mendengarkan
al-Quran dibaca, mereka memerhatikannya dan berkata : Inilah yang menjadikan
kita terhalang dengan berita dari langit. Maka merekapun kembali kepada kaum
mereka lalu berkata: Wahai kaumku :
( إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا )
Yang artinya: Sesungguhnya aku telah
mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat menunjukkan kita kepada
kebenaran, maka aku beriman kepadanya dan tidak akan menyekutukan Tuhanku
dengan siapapun. Maka Allah SWT. menurunkan kepada nabi-Nya Muhammad saw dengan
firman-Nya:
( قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ )
Yang artinya: Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya sekumpulan
jin telah mendengar bacaan al-Quran
1. Riwayat Bukhori di dalam Kitab Azan Hadits Nomor 731
2. Riwayat Muslim di dalam Kitab Sholat Hadits Nomor 681
3. Riwayat Tirmidzi di Dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an Hadits Nomor 3245-3247.
2. Riwayat Muslim di dalam Kitab Sholat Hadits Nomor 681
3. Riwayat Tirmidzi di Dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an Hadits Nomor 3245-3247.
Jika yang dimaksud melihat jin dalam
arti mengenali, maka untuk hal tersebut orang tidak harus menggunakan mata
kepala. Orang bisa mengenali suatu benda dengan indera yang dimiliki, dengan
penciuman atau pendengaran, asal dengan itu orang tersebut dapat mengenali
sesuatu maka boleh dikatakan ‘rukya’ atau melihat. Semisal orang buta mampu
mengenali uang kertas, padahal dia tidak pernah melihat uang itu dengan
matanya. Dengan mencium orang dapat mengenali kwalitas tembakau, dan dengan
mendengar orang dapat mengenali seseorang melalui suaranya. Orang bisa
mengenali suara, tetapi suara itu tidak dapat dilihat dengan mata kepala
melainkan didengarkan dengan indera pendengaran. Meski hanya dengan
pendengaran, ketika seseorang dapat mengenali suatu benda, maka orang itu
berarti mengenali benda tersebut.
Seperti orang makan salak secara
terus-menerus sehingga menjadi tahu dengan persis bahwa salak yang dimakan itu
salah pondoh, orang tersebut berarti orang yang kenal salak pondoh. Bahkan
semakin ahli, semakin itu pula dia dapat mengetahui dengan tepat terhadap
segala jenis-jenis salak secara spesifik. Melihat jin itu tidak harus dengan
mata kepala, yang pasti jin itu ada, jin melihat manusia tetapi manusia tidak
dapat melihat jin. Kehidupan jin itu dekat dengah kehidupan manusia, hanya saja
manusia tidak dapat merasakannya. Demikianlah yang dinyatakan Allah dengan
firman-Nya.
Oleh karena alam jin adalah alam yang
ghaib bagi indera lahir manusia, untuk mengenalinya, maka dengan indera yang
lahir itu seorang hamba wajib mengimani apa-apa yang disampaikan oleh Allah
Ta’ala dengan wahyu-Nya. Ketika alam jin dinyatakan Allah Ta’ala dengan
firman-Nya, maka kewajiban manusia harus mengimaninya, selanjutnya, dengan
kemampuan imaginasi yang ada manusia harus bersungguh-sungguh mengadakan
penelitian dengan cara yang benar, hasilnya, dengan ilmu Allah dan izin-Nya
manusia akan dibukakan penutup matanya sehingga mereka mendapatkan sesuai yang
diharapkan. Ketika Allah SWT. berfirman:
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا- الفرقان:25/53
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi. QS:25/53.
Maka manusia harus mengimani firman
Allah Ta’ala itu, karena hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui keadaan
makhluk-Nya. Menurut ayat diatas, alam manusia bagaikan samudera dan alam jin
juga bagaikan samudera, namun antara keduanya dibatasi oleh barzah atau ruang
waktu dan dinding-dinding yang membatasi. Maksudnya, alam manusia adalah suatu
dimensi dan alam jin juga merupakan suatu dimensi, namun masing-masing dimensi
itu dibatasi oleh dimensi lain pula. Seperti alam mimpi adalah dimensi dan alam
jaga juga merupakan dimensi, namun masing-masing tersebut dibatasi oleh dimensi
yang lain yaitu alam tidur. Alam tidur dikatakan sebagai pembatas antara alam
sadar dengan alam mimpi, karena tidak semua orang tidur pasti bermimpi, hal ini
membuktikan bahwa alam tidur berbeda dengan alam mimpi.
Lokasi:jakarta
Pondok Pinang, Jakarta 12310, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)